Thursday, July 03, 2014

Orang gila dan Jokowi

Orang gila dan Jokowi

Aneh yah. Bukannya sibuk menyuarakan kelebihan pilihannya, Tapi malah sibuk meyakinkan massa dimana mana seburukburuknya Jokowi. Pokoknya apapun yg bisa dikaitkan dengan Jokowi. Orang gila yg mendukung Jokowi pun dibuat sebisa mungkin bahwa yg bikin dia gila adalah Jokowi.

Temans, saya murni mendukung program kerja Jokowi. Tanpa sekalipun saya ataupun organisasi saya dibantu dana dan atau sokongan dari Jokowi.

Untuk pilihan ini, saya harus berbeda dengan keluarga, teman, bahkan dgn pendeta pendeta terkenal yang sebelumnya sangat saya hormati.

Jika ada yg nanya kenapa bisa saya sampai tetap memilih Jokowi, karena ini:

Saya tinggal di Cibubur, daerah Gunung Putri, Bogor.
Saya berkantor di Kuningan Barat, Jakarta Selatan.

Di waktu normal, jika saya berangkat dari rumah jam 5.30 atau jam 7.30 pagi, maka rata rata 99% waktu tempuh adalah 2.5 sampai 3 jam. Setiap pagi.

Dan jika saya pulang ke rumah di jam 7 atau 8 malam, maka waktu tempuh untuk sampai ke rumah 99% adalah antara 1.5 sampai 2.5 jam.

Pukul rata sekitar 5 jam perhari waktu saya habis di jalan. Dan 9 jam perhari di kantor.

Bukannya tanpa solusi, yep. Terlalu lama dijalan membawa stress yg lebih. Untuk menghemat waktu tempuh dan stress dijalan, maka saya datang lebih pagi dan pulang lebih malam.

Kini, hampir 10 bulan terakhir, saya dan istri berangkat kantor selalu jam 4.30 subuh, waktu tempuh menjadi 50 menit saja. Dan pulang selalu jam 10 malam, dgn waktu tempuh 1 jam saja.

Total jendral, saya ada di rumah mulai jam 11 malam. Beres beres kebutuhan dan keperluan anak, lalu siap tidur sekitar jam 1 subuh. Dan bangun untuk siap siap berangkat sekitar jam 3.30 atau 4 pagi.

Jendral total setiap hari tidur hanya 3 jam. Sayangnya waktu tidur bukan karena kerja keras, tapi karena memang begitulah keadaan macetnya ibukota. Transportasi publik antar daerah luar dgn jakarta masih sangat terbatas dan jauh dibawah kelayakan serta kepastian waktu tempuh.

Apa hanya saya saja? Tidak. Setiap pagi keluar rumah pasti beriringan dgn kendaraan lain. Dari ojek , mikrolet, kopamilet, bus, feeder atau motor kecil, motor besar, mobil rakyat, mobil gedongan, .... semua bareng keluar dari rumah rumah dan sama sama saling salip biar cepat sampai gerbang tol cibubur.

Intinya,

Saya bisa jamin kalau saya paling mengerti bagaimana dampak kemacetan Jakarta. Terlebih bagaimana integrasi dgn daerah sekitar yg diluar jangkauan gubernuran dki.

Dulu saya pilih yg ahlinya untuk Jakarta, tapi ternyata gak cukup meyakinkan.

Kini ada duo yg jelas jelas keliatan programnya, tapi gubernurnya maju jadi presiden. Apa saya kecewa? Tidak.

Karena kepala saya masih netral. Dengan membuat wilayah kekuatan duo Jokowi Ahok menjadi pusat dan daerah, maka jelas masalah sinergi antara wilayah dibawah gubernuran dki dengan wilayah luar yg bergantung pada inisiatif pemimpin daerahnya masing masing bisa lebih terarah. karena yg ngarahinnya presiden!

itu saja. murni karena programnya sudah dijalaninya serta dikuasainya.

saya tidak mau sibuk menyebarkan apa yg kurang dari yg lain. saya hanya sibuk, apa yg baik yg akan saya dapat dari presiden saya.

saya sadar, kalau dulu dulu siapapun presidennya tetap tidak pengaruh. jadi milih yg mana aja gpp. la wong semua jualan janji. tapi kali ini akan sangat berpengaruh. dan mungkin ini kali pertama ada presiden yg memang betul betul dari rakyat.

presiden yg paham betul masalah di Daerah Tingkat 2, Daerah Tingkat 1, sebagau bekal di Istana

Jadi teman, saya milih bukan karena tetek bengek makro dan sebaginya, murni karena saya tahu situasi yg saya butuh. Gak usah pake janji, Jokowi sudah tunjukkan.

Quiz:
Tanya ke sembarang orang "Kalau Jokowi maju jadi presiden di pemilu berikut, kira kira bisa menang?"
Jika anda mendapatkan jawaban yg sama bahwa "99% pasti menang" , maka tolong tanya juga pertanyaan yg sama tapi ganti namanya menjadi Fauzi Bowo. Kalau jawabannya beda, berarti orang tersebut juga, sudah yakin akan kemampuam Jokowi. Itu murni nuraninya. Sayangnya jika dia belum mendukung Jokowi sekarang, berarti kepalanya lebih besar menguasai nuraninya.

Cari pemimpin yang bisa memperbaiki kebutuhan real kita sehari hari. Bukan ikut mencapai cita cita naratif semata.

Salam 2 Jari


* status update facebook saya tertanggal 2 Juli 2014

No comments: