Hari ini gua belajar satu hal.
Sesuatu yang sepertinya hal yang simple dan hanya dikata tapi perlu bertahun tahun dan menghabiskan begitu banyak usaha serta harta untuk sampai ke taraf kebenaran. Kebenaran yang hakiki. Kebenaran yang semua orang juga tahu.
Jadi Cowok tidak boleh cemen!
Adalah hal yang lebih common jika mendengar kata kata berikut :
"Kenapa kok cowok itu yg dia pilih? Padahal cowok itu udah jelas jelas playboy!"
dan banyak kalimat synonim lainnya. Bla bla bla lainnya...
Hanya saja yang lalu terjadi, begitu cowok itu menjadi laki laki maka sifat sifat cowok itupun mulai terupgrade ke arah yg sebaliknya. Dan menjadi seorang PRIA!
"Wanita kuatir akan masa dpn hingga ia mendptkan seorg pria,sedangkan Pria tdk pernah kuatir akan masa dpn hingga ia mendptkan seorg wanita"
Well, thats the point.
Begitu masa cowok berubah ke laki laki dan menjadi pria.
Maka disaat itulah sosok yang menjadi wanitanya melalui alam bawah sadar merasa kehilangan sesuatu yang dahulu dia jadikan moment ke rinduan pada sosok pria tersebut. sosok cowoknya dahulu. yang penuh dengan segala daya tarik dan daya bandel yang membuatnya takut untuk kehilangan.
Nah, sekarang...
Jika moment itu sudah hilang, berarti kadar "takut kehilangan" pun akan berubah. Lah? Benarkah?
Lihatlah dalam kehidupan seorang pria dan wanita yang bersatu dalam satu janji dan termateraikan manusia baru yg disebut anak.
Lihatlah saat mereka sedang dalam permasalahan dan saling berargumen. Bahasa prokemnya.. lagi berantem
Tidak ada kegundahan dan ketakutan akan rasa kehilangan. karena entah secara alam bawah sadar atau mungkin karena kenyataan keadaan dan sudah pake materai, jadi mereka tidak lagi memikirkan perasaan yang dulu pernah membuat mereka "siap menempuh segalanya untuk bisa bersatu", tapi lebih pada pelepasan kata kata yang diyakin bahwa "ahh, emang berani dia ninggalin aku? ahh emang dia segampang itu bisa meninggalkan anak anak? emang berani dia sama orang tua?"
Its fuckin berubah!!!
Yang herannya .. supre duper herannya adalah..
Disaat kebersamaan mereka itu sudah penuh dengan tanggung jawab dan keterikatan rohani dan sosial, malah justru prinsip prinsip "takut kehilangan" sudah berubah menjadi "ahh gak mungkin kehilangan".
Belon ngerti juga?
Maksud gua adalah :
Kenapa saat orang sudah menikah , justru berantemnya malah tidak ada pake batasan lagi dan berani untuk mengeluarkan statement statement yang mereka sendiri gak yakin kalao lawan bicaranya berani berbuat sejauh itu. Intinya, justru saat keberhasilan hati dan romance mereka dahulu resmi dibungkus status sosial dan rohani , justru disaat itu makin berani menantang keadaan. Berani menantang!!!! Bukan karena ingin mewujudkannya, tapi kelewat yakin bahwa hal itu tidak mungkin terjadi.
Hmmm...
Aneh yah? Disaat orang bisa saja kehilangan tanpa ada pengikat (pacaran), disaat itu sedemikian kuat rasa dan asa melakukan apa saja dan mengorbankan apa saja agar tidak kehilangan. Tapi justru disaat pengikat itu sudah ada (menikah), disaat itu malah tidak ada lagi ketakutan yang harusnya lebih besar (karena adanya pengikat itu) akan kehilangan. Yang ada justru keyakinan hal tidak akan kehilangan karena "udah gila kali dia mo begitu". Hal yang mana terpatri didalam hati dan bawah sadar hingga tidak taku untuk memberikan tantangan tantangan yang .....
anda sambung aja sendiri.
Life is odd, but it is because it does? Nope! Its because we do. Aint?
Dont we have another options to not to? Aint?
So we can say....
Life is beautiful
Aint?
hatsyihhhhhh....
ahh, this influenza never end!
Jadi cowok tidak boleh cemen,
Jadi cowok tidak boleh menangis,
Jadi cowok tidak boleh memohon,
Begitu kau lakukan itu dengan alasan apapun,
sebaiknya catat tanggalnya baik baik.
No comments:
Post a Comment