Tuesday, December 15, 2009

Rahasia Umur Manusia

setelah ubek ubek dunianya si maya,
akhirnya ketemu juga nih cerita
hehehe.....


Rahasia Umur Manusia

Di awal zaman, Tuhan menciptakan seekor sapi. Tuhan berkata kepada sang sapi,
"Hari ini kuciptakan kau sebagai sapi, engkau harus pergi ke padang rumput. Kau harus bekerja di bawah terik matahari sepanjang hari. Kutetapkan umurmu sekitar 50 tahun".
Sang Sapi keberatan,
"Kehidupanku akan sangat berat selama 50 tahun, kiranya 20 tahun cukuplah buatku, kukembalikan kepadamu yang 30 tahun".
Maka setujulah Tuhan.

Di hari kedua, Tuhan menciptakan monyet.
"Hai monyet, hiburlah manusia. Aku berikan kau umur 20 tahun".
Sang monyet menjawab,
"Apa? Menghibur mereka dan membuat mereka tertawa? 10 tahun cukuplah, kukembalikan 10 tahun padamu".
Maka setujulah Tuhan.

Di hari ketiga, Tuhan menciptakan anjing.
"Apa yang harus kau lakukan adalah menjaga pintu rumah majikanmu. Setiap orang mendekat kau harus menggongongnya. Untuk itu kuberikan hidupmu selama 20 tahun".
Sang anjing menolak dan berkata,
"Menjaga pintu sepanjang hari selama 20 tahun? No way! Kukembalikan 10 tahun padamu".
Maka setujulah Tuhan.

Di hari keempat, Tuhan menciptakan manusia. Sabda Tuhan:
"Tugasmu adalah makan, tidur, dan bersenang-senang. Inilah kehidupan. Kau akan menikmatinya. Akan kuberikan engkau umur sepanjang 25 tahun!".
Sang manusia keberatan, katanya,
"Menikmati kehidupan selama 25 tahun? Itu terlalu pendek Tuhan...Let's make a deal. Karena sapi mengembalikan 30 tahun usianya, lalu anjing mengembalikan 10 tahun, dan monyet mengembalikan 10 tahun usianya padaMu, berikanlah semuanya itu padaku. Semua itu akan menambah masa hidupku menjadi 75 tahun. Setuju?".
Maka setujulah Tuhan.

Akibatnya...
Pada 25 tahun pertama kehidupan sebagai manusia dijalankan kita makan, tidur dan bersenang-senang. 30 tahun berikutnya menjalankan kehidupan layaknya seekor sapi, kita harus bekerja keras sepanjang hari untuk menopang keluarga kita. 10 tahun kemudian kita menghibur dan membuat cucu kita tertawa dengan berperan sebagai monyet yang menghibur. Dan 10 tahun berikutnya kita tinggal di rumah, duduk di depan pintu, dan menggonggong kepada orang yang lewat.

Thursday, December 10, 2009

Cowok tidak boleh menangis!

Hari ini gua belajar satu hal.

Sesuatu yang sepertinya hal yang simple dan hanya dikata tapi perlu bertahun tahun dan menghabiskan begitu banyak usaha serta harta untuk sampai ke taraf kebenaran. Kebenaran yang hakiki. Kebenaran yang semua orang juga tahu.

Jadi Cowok tidak boleh cemen!

Adalah hal yang lebih common jika mendengar kata kata berikut :

"Kenapa kok cowok itu yg dia pilih? Padahal cowok itu udah jelas jelas playboy!"

dan banyak kalimat synonim lainnya. Bla bla bla lainnya...

Hanya saja yang lalu terjadi, begitu cowok itu menjadi laki laki maka sifat sifat cowok itupun mulai terupgrade ke arah yg sebaliknya. Dan menjadi seorang PRIA!

"Wanita kuatir akan masa dpn hingga ia mendptkan seorg pria,sedangkan Pria tdk pernah kuatir akan masa dpn hingga ia mendptkan seorg wanita"

Well, thats the point.
Begitu masa cowok berubah ke laki laki dan menjadi pria.
Maka disaat itulah sosok yang menjadi wanitanya melalui alam bawah sadar merasa kehilangan sesuatu yang dahulu dia jadikan moment ke rinduan pada sosok pria tersebut. sosok cowoknya dahulu. yang penuh dengan segala daya tarik dan daya bandel yang membuatnya takut untuk kehilangan.

Nah, sekarang...
Jika moment itu sudah hilang, berarti kadar "takut kehilangan" pun akan berubah. Lah? Benarkah?
Lihatlah dalam kehidupan seorang pria dan wanita yang bersatu dalam satu janji dan termateraikan manusia baru yg disebut anak.

Lihatlah saat mereka sedang dalam permasalahan dan saling berargumen. Bahasa prokemnya.. lagi berantem

Tidak ada kegundahan dan ketakutan akan rasa kehilangan. karena entah secara alam bawah sadar atau mungkin karena kenyataan keadaan dan sudah pake materai, jadi mereka tidak lagi memikirkan perasaan yang dulu pernah membuat mereka "siap menempuh segalanya untuk bisa bersatu", tapi lebih pada pelepasan kata kata yang diyakin bahwa "ahh, emang berani dia ninggalin aku? ahh emang dia segampang itu bisa meninggalkan anak anak? emang berani dia sama orang tua?"

Its fuckin berubah!!!
Yang herannya .. supre duper herannya adalah..
Disaat kebersamaan mereka itu sudah penuh dengan tanggung jawab dan keterikatan rohani dan sosial, malah justru prinsip prinsip "takut kehilangan" sudah berubah menjadi "ahh gak mungkin kehilangan".

Belon ngerti juga?
Maksud gua adalah :

Kenapa saat orang sudah menikah , justru berantemnya malah tidak ada pake batasan lagi dan berani untuk mengeluarkan statement statement yang mereka sendiri gak yakin kalao lawan bicaranya berani berbuat sejauh itu. Intinya, justru saat keberhasilan hati dan romance mereka dahulu resmi dibungkus status sosial dan rohani , justru disaat itu makin berani menantang keadaan. Berani menantang!!!! Bukan karena ingin mewujudkannya, tapi kelewat yakin bahwa hal itu tidak mungkin terjadi.

Hmmm...
Aneh yah? Disaat orang bisa saja kehilangan tanpa ada pengikat (pacaran), disaat itu sedemikian kuat rasa dan asa melakukan apa saja dan mengorbankan apa saja agar tidak kehilangan. Tapi justru disaat pengikat itu sudah ada (menikah), disaat itu malah tidak ada lagi ketakutan yang harusnya lebih besar (karena adanya pengikat itu) akan kehilangan. Yang ada justru keyakinan hal tidak akan kehilangan karena "udah gila kali dia mo begitu". Hal yang mana terpatri didalam hati dan bawah sadar hingga tidak taku untuk memberikan tantangan tantangan yang .....

anda sambung aja sendiri.

Life is odd, but it is because it does? Nope! Its because we do. Aint?
Dont we have another options to not to? Aint?
So we can say....

Life is beautiful
Aint?

hatsyihhhhhh....
ahh, this influenza never end!

Jadi cowok tidak boleh cemen,
Jadi cowok tidak boleh menangis,
Jadi cowok tidak boleh memohon,
Begitu kau lakukan itu dengan alasan apapun,
sebaiknya catat tanggalnya baik baik.